Pengertian
Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang
mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum
ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan
dialkil dari senyawa air.
Eter
memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140
pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen
pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen
lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi
alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa
hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa
hidrogen keton.
Molekul-molekul
eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga
mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang
relatif rendah dibandingkan dengan alkohol.
Eter
bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat,
sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar
daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. walau demikian,
keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter, memungkinkan
eter berikatan hidrogen dengan molekul air.Eter dapat dipisahkan secara
sempurna melalui destilasi.
Eter dapat
digilongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris. Kalau
dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter sederhana atau
eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran atau eter asimetrik.
Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang mengandung
gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.\
Di antara
eter dan alkohol terdapat isomeri gugus fungsi
dalam arti keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya
berbeda. Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan
CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan
adanya perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
Struktur Eter
Eter
mempunyai rantai C-O-C yang mempunyai sudut ikatan sebesar 104,5ยบ dan
jarak antara atom C dengan O adalah sekitar 140 pm. Halangan rotasi untuk
ikatan C-O sangat kecil. Ikatan oksigen dalam eter, alkohol dan air sangatlah
mirip. Pada teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen adalah sp3.
Oksigen
lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian hidrogen alfa eter bersifat
lebih asam daripada hidrokarbon sederhana, tetapi jauh kurang asam dibandingkan
dengan hidrogen alfa golongan karbonil (seperti aldehida dan keton).
Manfaat Eter
Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan
untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala. Bahkan eter juga digunakan
sebagai tambahan bahan bakar sehingga laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan
pelarut yang banyak digunakan.
permasalahannya
mengapa eter memiliki sifat sedikit polar? dan kenapa lebih polar dari alkena dan dan tidak sepolar alkohol? tapi pada penggunaannya eter digunakan sebagai pelarut nonpolar.
mohon bantuannya....
jika menurut saya hal itu dikarenakan gugus fungsi yang diikat oleh masing-masing hidrokarbon tersebut, dimana eter memiliki gugugs fungsi R-O-R, alkena C=C, alkohol R-OH.
BalasHapusPolaritas ikatan ditentukan oleh elektronegativitas atom-atom
yang terlibat. karbon dan hidrogen
memiliki elektronegativitas yang mirip, sehingga ikatan C-H relatif
nonpolar. (H =2,1 C= 2,5)
Unsur-unsur yang berada pada bagian kanan dalam tabel
periodik, seperti oksigen, fluorin, dan klorin memiliki kemampuan
menarik elektron (elektronegativitas) lebih besar dibandingkan dengan
karbon. Dengan demikian, ketika atom karbon berikatan dengan salah
satu dari atom tersebut maka terbentuk ikatan yang terpolarisasi.Elektron akan cenderung tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Unsur-unsur yang berada pada bagian kiri dalam tabel periodik
bersifat kurang elektronegatif dibandingkan karbon. Dengan
demikian, ketika karbon berikatan dengan mereka, elektron akan
cenderung tertarik ke karbon dan mengakibatkan atom karbon
bermuatan parsial negatif.
saya akan coba menjawab permasalahan saudara hakim denga semampu saya . Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. Itu karna Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol. Eter digunakan secara luas sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa nonpolar pula seperti lemak lilin dan minyak. Maaf jika hasilnya kurang memuaskan untuk saudara hakim.
BalasHapusMenurut literatur yang saya baca, ikatan R-O-R tidak membentuk sudut 180o sehingga momen dipolnya tidak saling meniadakan. Oleh karena itu, eter masih mempunyai momen dipol (momen dipole dietil eter 1.18 D). Kecilnya momen dipole eter tidak banyak mempengaruhi titik didihnya, dimana titik didih eter kurang lebih sama dengan senyawa alkana yang mempunyai berat molekul relative sama. Ikatan hydrogen menyebabkan molekul-molekul alcohol terikat lebih kuat, sedangkan pada eter tidak terjadi ikatan hydrogen. Namun demikian, eter masih dapat larut dalam air (dietil eter mempunyai kelarutan dalam air kira-kira 8 gr per 100 gr air). Ini disebabkan karena adanya ikatan hydrogen antara eter dan air.
BalasHapus